Classless Addressing adalah metode pengalamatan IP yang tidak terbatas pada pembagian kelas (A, B, C, D, E) seperti pada Classful Addressing. Pendekatan ini memungkinkan alokasi alamat IP yang lebih fleksibel dan efisien dengan menggunakan konsep CIDR (Classless Inter-Domain Routing). Dalam classless addressing, subnet mask dapat memiliki panjang variabel yang tidak terbatas pada subnet mask default dari classful addressing.

Konsep Dasar Classless Addressing

  1. CIDR Notation:
    Alamat IP ditulis dengan format "alamat IP/prefix length" (contoh: 192.168.1.0/24).
    • Prefix Length (/n): Menunjukkan jumlah bit dalam subnet mask yang digunakan untuk ID jaringan.
      Contoh:
      • /24 = 255.255.255.0 (24 bit untuk jaringan).
      • /16 = 255.255.0.0 (16 bit untuk jaringan).
  2. Subnet Mask Fleksibel:
    Tidak terbatas pada subnet mask default (255.0.0.0, 255.255.0.0, atau 255.255.255.0).
    Subnet dapat dirancang dengan ukuran yang sesuai kebutuhan, mulai dari jaringan besar hingga jaringan kecil.
  3. Alokasi Berbasis Blok:
    Alamat IP dialokasikan dalam blok tertentu dengan ukuran 2n2^n2n, di mana nnn adalah jumlah bit yang tidak digunakan untuk ID jaringan.

Kategori Berdasarkan Panjang Prefix

Dalam classless addressing, kategori tidak lagi didasarkan pada kelas, tetapi pada panjang prefix subnet mask. Berikut adalah penjelasannya:

1. Panjang Prefix Kecil (/8 – /15)

  • Karakteristik:
    • Jaringan sangat besar.
    • Digunakan untuk organisasi skala besar atau penyedia layanan internet (ISP).
  • Contoh:
    • IP: 10.0.0.0/8
      • Subnet mask: 255.0.0.0
      • Host per jaringan: 232−8−22^{32-8} - 2232−8−2 = 16.777.214.

2. Panjang Prefix Menengah (/16 – /23)

  • Karakteristik:
    • Digunakan untuk jaringan perusahaan besar atau kampus.
  • Contoh:
    • IP: 172.16.0.0/16
      • Subnet mask: 255.255.0.0
      • Host per jaringan: 232−16−22^{32-16} - 2232−16−2 = 65.534.

3. Panjang Prefix Besar (/24 – /30)

  • Karakteristik:
    • Jaringan kecil seperti kantor atau rumah.
  • Contoh:
    • IP: 192.168.1.0/24
      • Subnet mask: 255.255.255.0
      • Host per jaringan: 232−24−22^{32-24} - 2232−24−2 = 254.

4. Panjang Prefix Sangat Besar (/31 – /32)

  • Karakteristik:
    • Digunakan untuk komunikasi point-to-point atau pengalamatan tunggal.
  • Contoh:
    • IP: 192.168.1.1/32
      • Subnet mask: 255.255.255.255
      • Host per jaringan: 1 (pengalamatan spesifik untuk satu perangkat).

Keunggulan Classless Addressing

  1. Efisiensi Alokasi Alamat:
    • Mengurangi pemborosan alamat IP, karena blok dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
    • Tidak ada batasan kelas tertentu seperti dalam classful addressing.
  2. Fleksibilitas:
    • Dapat digunakan untuk berbagai ukuran jaringan.
    • Subnet mask dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.
  3. Pengelolaan Lebih Baik:
    • Mendukung penggabungan jaringan (supernetting) untuk menyederhanakan pengelolaan rute pada router.
  4. Kompatibilitas dengan IPv4 Modern:
    • Classless addressing adalah dasar dari semua pengelolaan IP modern, termasuk alokasi dinamis oleh ISP.

Contoh Penggunaan Classless Addressing

1. Subnetting dengan CIDR

  • Alamat IP Awal: 192.168.0.0/22
  • Subnet Mask Baru: /24 (255.255.255.0).
  • Hasil:
    • Dibagi menjadi 4 subnet:
      1. 192.168.0.0/24
      2. 192.168.1.0/24
      3. 192.168.2.0/24
      4. 192.168.3.0/24

2. Supernetting dengan CIDR

  • Alamat IP Awal: 192.168.0.0/24, 192.168.1.0/24, 192.168.2.0/24, 192.168.3.0/24
  • Penggabungan: 192.168.0.0/22
  • Hasil:
    • Menggabungkan 4 subnet menjadi satu jaringan lebih besar untuk mempermudah routing.

Keterbatasan Classless Addressing

  1. Kompleksitas Konfigurasi:
    Membutuhkan pemahaman mendalam tentang subnetting dan pengelolaan subnet mask variabel.
  2. Kemungkinan Kesalahan Alokasi:
    Salah perhitungan panjang prefix dapat menyebabkan konflik jaringan.