Subnetted Classful Addressing adalah pengembangan dari metode Classful Addressing yang memungkinkan pengelompokan jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil (subnet) dengan memanfaatkan Subnet Mask. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan jaringan, mengurangi pemborosan alamat IP, dan mempermudah manajemen jaringan yang kompleks.

1. Konsep Dasar Subnetting

Subnetting dilakukan dengan "meminjam" beberapa bit dari bagian host ID (dari alamat IP) untuk dijadikan bagian subnet ID. Proses ini menciptakan beberapa jaringan kecil (subnet) di dalam jaringan utama.

  • Subnet Mask: Menentukan jumlah bit yang digunakan untuk jaringan dan subnet.
  • Efek Subnetting:
    • Membagi satu jaringan besar menjadi beberapa subnet.
    • Mengurangi jumlah alamat IP yang tidak digunakan.
    • Memungkinkan komunikasi lebih efisien dalam jaringan.

 

2. Penggunaan Subnet Mask pada Classful Addressing

Subnet mask membantu menentukan jaringan mana yang digunakan oleh suatu alamat IP. Dalam classful addressing, subnet mask default telah ditentukan untuk masing-masing kelas:


Dengan subnetting, subnet mask dapat dimodifikasi untuk meminjam bit tambahan dari host ID dan membuat subnet lebih kecil.

 

3. Proses Subnetting pada Tiap Kelas

a. Kelas A

  • Default: Subnet mask = 255.0.0.0
  • Subnetting: Bit tambahan dipinjam dari 24 bit host ID.
    • Contoh: Subnet mask = 255.255.0.0 (16 bit untuk subnetting).
    • Jumlah subnet: 2n2^n2n, dengan nnn adalah bit yang dipinjam.

b. Kelas B

  • Default: Subnet mask = 255.255.0.0
  • Subnetting: Bit tambahan dipinjam dari 16 bit host ID.
    • Contoh: Subnet mask = 255.255.255.0 (8 bit untuk subnetting).
    • Jumlah subnet: 2n2^n2n.

c. Kelas C

  • Default: Subnet mask = 255.255.255.0
  • Subnetting: Bit tambahan dipinjam dari 8 bit host ID.
    • Contoh: Subnet mask = 255.255.255.192 (2 bit untuk subnetting).
    • Jumlah subnet: 2n2^n2n.

 

4. Contoh Subnetting

Contoh 1: Subnetting pada Kelas C

  • Alamat IP: 192.168.1.0
  • Subnet Mask Awal: 255.255.255.0 (default)
  • Subnet Mask Baru: 255.255.255.192
  • Bit Dipinjam: 2 bit (untuk subnet ID)
  • Hasil:
    • Jumlah Subnet: 22=42^2 = 422=4
    • Host per Subnet: 28−2−2=622^{8-2} - 2 = 6228−2−2=62
    • Subnet:
      1. 192.168.1.0 – 192.168.1.63
      2. 192.168.1.64 – 192.168.1.127
      3. 192.168.1.128 – 192.168.1.191
      4. 192.168.1.192 – 192.168.1.255

Contoh 2: Subnetting pada Kelas B

  • Alamat IP: 172.16.0.0
  • Subnet Mask Awal: 255.255.0.0 (default)
  • Subnet Mask Baru: 255.255.255.0
  • Bit Dipinjam: 8 bit
  • Hasil:
    • Jumlah Subnet: 28=2562^8 = 25628=256
    • Host per Subnet: 216−8−2=2542^{16-8} - 2 = 254216−8−2=254

 

5. Keuntungan Subnetting pada Classful Addressing

  • Efisiensi Alokasi Alamat: Mengurangi pemborosan alamat IP.
  • Manajemen Jaringan Lebih Mudah: Setiap subnet dapat dikelola secara terpisah.
  • Keamanan Lebih Baik: Memisahkan lalu lintas antar subnet.
  • Pengurangan Broadcast Traffic: Membatasi domain broadcast.

 

6. Keterbatasan Subnetting Classful Addressing

  • Kurang Fleksibel: Tidak mendukung pembagian alamat IP secara bebas.
  • Pemborosan Alamat pada Subnet Besar: Subnet mask default mungkin masih terlalu besar untuk jaringan kecil.
  • Sulit Digunakan pada Jaringan Kompleks: Perhitungan manual memerlukan waktu.